Home / News / Pameran “Aksara Gata” Hidupkan Kembali Aksara Kuno Nusantara di Klaten

Pameran “Aksara Gata” Hidupkan Kembali Aksara Kuno Nusantara di Klaten

Klaten, — Bidayantara.tv.Jejak sejarah dan kekayaan budaya Nusantara kembali hadir di tengah masyarakat melalui pameran bertajuk “Aksara Gata” yang digelar oleh Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Klaten bekerja sama dengan Perkumpulan Ahli Epigrafi Indonesia (PAEI). Pameran ini berlangsung selama enam hari, mulai 10 hingga 16 September 2025, di Kompleks Taman Budaya Monumen Juang 45 Klaten, tepatnya di area sebelah Museum Daerah Klaten.

Mengusung semangat pelestarian budaya, Aksara Gata menampilkan berbagai koleksi langka yang berkaitan dengan aksara dan peninggalan sejarah. Mulai dari prasasti kuno, replika arca, lontar beraksara Bali, hingga cap dan stempel era kolonial Belanda. Bahkan, dua prasasti yang ditampilkan merupakan peminjaman langsung dari masyarakat, yakni Prasasti Nglumbang Dungik dari Desa Soropaten, Kecamatan Karanganom dan Prasasti Anggehan dari Desa Ngrundul, Kecamatan Kebonarum.

“Pameran ini memang sudah diprogramkan dari bidang kebudayaan, khususnya untuk mengenalkan sejarah permuseuman kepada masyarakat,” ujar Tri Indarti, Kepala Bidang Kebudayaan Disbudporapar Klaten, Rabu (10/9/2025).

Tak hanya koleksi dari Klaten, pameran ini juga menghadirkan kekayaan budaya dari berbagai daerah. Di antaranya replika arca Buddha dari Rejoso, prasasti timah yang ditemukan di muara Sungai Musi dan Batanghari, serta koleksi lontar yang mengandung ilmu pengobatan tradisional berbahasa dan beraksara Bali.

Selain pameran statis, acara ini juga dimeriahkan oleh beragam kegiatan interaktif, seperti sarasehan tentang prasasti, workshop membatik aksara kuno, hingga pemutaran film dokumenter sejarah.

Menurut Tri, “Aksara gata itu maksudnya aksara kuno. Jadi kita sebenarnya punya kekayaan tulisan dari masa lampau. PAEI akan membantu pengunjung mengenal, mempelajari, bahkan mencoba menulis aksara kuno secara langsung.”

Pameran ini terbuka untuk umum dan gratis, dibuka setiap hari pukul 09.00 hingga 16.00 WIB. Antusiasme pengunjung sejak hari pertama menunjukkan besarnya minat masyarakat terhadap sejarah dan kebudayaan lokal.

Tri juga menegaskan bahwa ini adalah kali pertama pameran aksara kuno digelar di Klaten. Ia berharap kegiatan ini menjadi awal dari rangkaian acara serupa yang bisa digelar secara berkelanjutan.

“Kalau ke depan bisa diadakan lagi, tentu kita akan coba tampilkan koleksi-koleksi yang belum pernah dipamerkan di Klaten. Harapannya, pengetahuan masyarakat terhadap sejarah dan kebudayaan akan semakin luas,” pungkasnya.

Lebih dari sekadar pameran, Aksara Gata menjadi pintu gerbang untuk mengenal kembali jati diri bangsa melalui huruf-huruf tua yang nyaris terlupakan. Sebuah upaya penting dalam menjaga warisan leluhur agar tetap hidup di tengah masyarakat modern.**

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *