Home / News / Menuju Heritage Dunia Lewat Kesadaran Kolektif: Banten Lama Butuh Peran Nyata

Menuju Heritage Dunia Lewat Kesadaran Kolektif: Banten Lama Butuh Peran Nyata

Banten – Budayantara.tv. Di tengah obrolan budaya bersama Lembaga pemangku adat Jayakarta dan penggiat seni budaya dan batas-batas budaya, upaya pelestarian warisan budaya menjadi pekerjaan rumah yang tidak bisa ditunda. Pemerhati budaya dan tokoh masyarakat menekankan pentingnya kesadaran budaya sebagai fondasi dalam menjaga identitas bangsa, dengan kawasan bersejarah Banten Lama sebagai salah satu contoh konkret warisan yang kini memerlukan perhatian serius.

Bahasa sebagai Pilar Identitas Budaya

Salah satu aspek budaya yang dinilai paling rentan di era globalisasi adalah bahasa. Bahasa Indonesia, meskipun telah mendapatkan pengakuan internasional, tetap membutuhkan perlindungan. Lebih dari itu, bahasa daerah yang menjadi identitas lokal kini terancam tergerus zaman.

“Pengakuan dunia terhadap Bahasa Indonesia kita perlu apresiasi dan Keanekaragaman bahasa daerah bukan kelemahan, tapi kekuatan Indonesia. Pemerintah dan masyarakat harus bergandengan tangan untuk melindungi bahasa-bahasa ini sebagai akar budaya lokal,” ujar Prof,H.Wawan Wahyudin,M.Pd (Guru Besar UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten). Jum’at.(10/10/2025).

Pendidikan Jadi Garda Terdepan Pelestarian Budaya

Bahasa dan budaya tidak akan lestari tanpa dukungan pendidikan. Karena itu, pembentukan fakultas humaniora dan program studi berbasis budaya di berbagai perguruan tinggi dinilai sangat krusial. Dunia pendidikan diharapkan tidak hanya mencetak lulusan berorientasi teknologi, tetapi juga generasi yang peka terhadap nilai-nilai lokal dan kekuatan adat.

Langkah ini sejalan dengan upaya menghidupkan kembali budaya lokal yang semakin tergeser oleh budaya asing. “Kita harus meletakkan budaya bukan sebagai warisan mati, tapi sebagai kekuatan hidup yang dinamis,” tambahnya.

Banten Lama: Warisan Sejarah yang Terancam

Salah satu simbol kejayaan masa lalu yang kini berada di ambang pelupaan adalah Banten Lama, bekas pusat Kesultanan Banten yang memiliki nilai sejarah dan spiritualitas tinggi. Kawasan ini menyimpan warisan arsitektur, pusat pendidikan Islam, hingga kisah diplomasi masa lampau.

Sayangnya, Banten Lama menghadapi ancaman degradasi fisik dan kultural. Kurangnya perawatan, alih fungsi kawasan, hingga minimnya kesadaran masyarakat membuat situs ini perlahan memudar dari ingatan kolektif.

“Banten Lama bukan hanya milik masyarakat Banten, tapi milik seluruh bangsa. Bahkan, ini adalah aset budaya dunia yang harus dijaga,” tegas Pangeran Abi dari Lembaga pemangku adat Jayakarta .

Peran Dzuriat dan Pemerintah: Bersinergi, Bukan Berjalan Sendiri

Dzuriat Kesultanan Banten diharapkan dapat menjadi penghubung antara masa lalu dan masa kini. Namun, pelestarian budaya tidak bisa diserahkan hanya kepada mereka. Pemerintah memiliki tanggung jawab besar dalam menyediakan regulasi, perlindungan hukum, hingga restorasi fisik dan naratif terhadap situs-situs budaya.

“Tanpa keterlibatan aktif pemerintah, termasuk dalam forum internasional, warisan seperti Banten Lama bisa benar-benar hilang bukan hanya bangunannya, tapi nilai-nilainya juga,” tambahnya.

Jalan Panjang Menjaga Jati Diri Bangsa

Pelestarian budaya bukan sekadar merawat bangunan atau melestarikan bahasa, tetapi menjaga jati diri bangsa dalam jangka panjang. Dalam dunia yang semakin terhubung namun seragam ini, keunikan budaya adalah kekuatan kompetitif yang tak ternilai.

“Kalau kita tidak sadar budaya hari ini, generasi berikutnya mungkin hanya mengenal Banten Lama dari gambar di buku sejarah. Itulah kenapa kita harus bertindak sekarang,” pungkasnya.**

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *