Home / Program / Budayantara TV: Mengurai Jalinan Sakral di Baosan: Toponimi, Ritual, dan Identitas yang Terangkai di Situs Rambut Dalem

Budayantara TV: Mengurai Jalinan Sakral di Baosan: Toponimi, Ritual, dan Identitas yang Terangkai di Situs Rambut Dalem

Ponorogo,Jawatimur -0Budayantara.tv terus memandu pemirsa menelusuri jejak peradaban kuno di Situs Rambut Dalem, Baosan Kidul, Ponorogo. Dalam episode terbarunya, mereka merajut kisah tentang bagaimana toponimi, ritual, dan identitas masyarakat Baosan saling terkait, menjadikan Situs Rambut Dalem sebagai jantung dari kawasan tersebut.

Pembahasan Toponimi dalam Membaca Peta Kearifan Lokal dari Nama-Nama yang Bermakna oleh Tim Budayantara TV menjelaskan bagaimana nama-nama tempat di sekitar Situs Rambut Dalem bukan hanya sekadar label geografis, tetapi juga penanda penting tentang sejarah, budaya, dan spiritualitas masyarakat Baosan.

Benade: Sebagai “Tempat Persiapan,” Benade menjadi gerbang awal bagi perjalanan spiritual. Penemuan arca Ganesha di lokasi ini menegaskan peran Benade sebagai pembuka jalan dan pelindung.
Mrayan: “Jalan Spiritual” ini menghubungkan Benade dengan Situs Rambut Dalem, melambangkan perjalanan fisik dan spiritual yang harus ditempuh.
Rabhita Antarālaya (Rambut Dalem): Sebagai “Ruang Penghubung,” Situs Rambut Dalem menjadi pusat interaksi antara manusia dan kekuatan Ilahi. Di tempat inilah, kegiatan pengkajian ilmu atau “baos” dilakukan.
Asal-Usul Baosan: Kegiatan “baos” (pengkajian) yang intens di Situs Rambut Dalem melahirkan nama “Baosan,” yang berarti tempat pengkajian atau pembahasan. Nama ini kemudian meluas, menjadi identitas bagi kawasan yang lebih besar.
Baosan: Kawasan yang Merangkum Kekayaan Alam dan Spiritual: Budayantara TV menjelaskan bahwa Baosan kemudian menjadi sebutan untuk kawasan yang meliputi Banu dan Konto, serta Gunung Pucak. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat kuno melihat kawasan ini sebagai satu kesatuan yang utuh, di mana setiap elemen memiliki peran dan makna tersendiri.
Banu (Bhānu): Dalam tradisi Hindu-Buddha, cahaya (bhānu) sering dikaitkan dengan pencerahan, kebijaksanaan, dan pengetahuan. Banu mungkin menjadi tempat di mana seseorang mencari atau menerima pencerahan spiritual. Di sekitar Banu, tepatnya di area yang dikenal sebagai Danyangan Manggis, terdapat batu yang menyerupai altar kotak seperti meja. Ini semakin memperkuat dugaan bahwa Banu adalah tempat yang memiliki signifikansi ritual tersendiri.
Konto (Kuṇṭha): Kata “kuṇṭha” juga bisa mengandung arti “tersembunyi” atau “rahasia.” Di daerah Konto, ditemukan arca unik yang diyakini masyarakat memiliki signifikansi ritual tersendiri. Di sekitar arah barat Konto, di sekitar Gunung Pucak, di daerah lingkungan Kojandan di wilayah administrasi Dusun Bendo, juga ada batu seperti di Danyangan Manggis, menyerupai batu altar atau meja. Hal ini menunjukkan bahwa Konto mungkin merupakan tempat penyimpanan pengetahuan atau artefak rahasia, atau tempat di mana para calon spiritual harus melewati ujian tertentu.
Gunung Pucak: Sebagai puncak tertinggi, Gunung Pucak menjadi tujuan akhir dari perjalanan spiritual, tempat di mana masyarakat dapat mencapai pencerahan atau berkomunikasi langsung dengan kekuatan Ilahi.

Batu Lumpang, Seni Pertunjukan, dan Jejak Diponegoro: Warisan Budaya yang Tak Ternilai

Keberadaan batu lumpang, Tari Gambyong Simpuh, Tari Mapak Duto Satrio, dan jejak Pangeran Diponegoro semakin memperkaya narasi tentang Baosan sebagai kawasan yang kaya akan sejarah dan budaya.

Kesimpulan: Baosan, Jalinan Harmonis antara Toponimi, Ritual, dan Identitas

Budayantara TV menyimpulkan bahwa Baosan adalah contoh bagaimana toponimi, ritual, dan identitas dapat saling terkait dan membentuk lanskap budaya yang unik. Situs Rambut Dalem, sebagai pusat kegiatan pengkajian ilmu dan spiritualitas, menjadi cikal bakal dari kawasan Baosan yang kita kenal sekarang.

Nantikan episode selanjutnya untuk mengungkap lebih banyak misteri dan keajaiban yang tersembunyi di Baosan!

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *