Home / News / Ziarah Situs dan Bedah Manuskrip: Menelusuri Jejak Peradaban Nusantara Bersama Lembaga Pemangku Adat Jayakarta

Ziarah Situs dan Bedah Manuskrip: Menelusuri Jejak Peradaban Nusantara Bersama Lembaga Pemangku Adat Jayakarta

Jakarta,- Budayantara.tv Suasana khidmat menyelimuti kawasan Situs Maqom Syekh Raden Muhammad (Mbah Lontar) di Jl. Aselih, RT.12/RW.1, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Selasa (30/9/2025). jamaah dari Majelis Ta’lim Syababun hadir dalam kegiatan Pengajian Rutin sekaligus Ziarah Akbar yang dikemas dalam balutan nuansa spiritual dan napak tilas sejarah.

Kegiatan ziarah ini tidak hanya menjadi ajang memperkuat spiritualitas, namun juga membuka cakrawala sejarah Islam Nusantara. Dalam rangkaian acara, hadir tokoh penting yang juga dikenal sebagai pewaris darah biru Jayakarta, RB. H. Abi Munawir Al Madani Mertakusuma, atau yang akrab disapa Pangeran Abi, selaku Pangeran Ratu Jayakarta IX.

Pangeran Abi didampingi langsung oleh H. Abd Rokib Kiman atau Wan H. Rokib, penjaga warisan budaya Mbah Lontar, dalam prosesi ziarah dan penelusuran sejarah yang mendalam. Usai ziarah, kegiatan dilanjutkan dengan bedah kitab klasik Al-Fatawi, yang dibawakan oleh Pangeran Abi, mengupas tuntas nilai-nilai fikih dan spiritualitas yang terkandung dalam karya ulama terdahulu.

Namun yang menjadi sorotan adalah sesi penelusuran manuskrip kuno dan pencocokan sanad keilmuan dan garis keturunan antara Syekh Raden Muhammad yang dikenal sebagai Mbah Lontar dengan silsilah leluhur Pangeran Jayakarta. Diskusi mendalam ini membuka kembali narasi sejarah bahwa peradaban Islam di Nusantara telah memiliki akar yang kuat, bahkan sebelum masa kolonialisme, dan memiliki jaringan keilmuan yang luas hingga ke Timur Tengah.

“Ziarah ini bukan hanya mengenang, tapi juga membangkitkan kembali kesadaran akan identitas keilmuan dan peradaban Islam yang tumbuh di tanah air kita,” ujar Pangeran Abi dalam sambutannya.

Kegiatan ini menjadi pengingat bahwa maqom-maqom para wali dan ulama bukan sekadar situs sejarah, tetapi juga penjaga ingatan kolektif umat tentang spiritualitas, perjuangan, dan jati diri bangsa.**

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *