Home / Video / Ngaji Budaya: Membaca Pendiri Lesbumi, Menyelami Spiritualitas dan Estetika Muslim Indonesia

Ngaji Budaya: Membaca Pendiri Lesbumi, Menyelami Spiritualitas dan Estetika Muslim Indonesia

Jakarta, — Budayantara.tv Kegiatan budaya dan spiritual kembali menggema di jantung Ibu Kota. Bertajuk “Ngaji Budaya: Membaca Pendiri Lesbumi”, acara ini akan menjadi ruang ziarah intelektual sekaligus refleksi mendalam atas jejak kebudayaan Islam Indonesia yang plural, estetis, dan penuh semangat kebangsaan.

Kegiatan ini akan digelar pada Minggu, 10 Agustus 2025, bertempat di Gedung II PWNU Jakarta, Jalan TB Simatupang No. 10, Cilandak, Jakarta Selatan, dari pukul 09.00 hingga 22.00 WIB.

Menelusuri Akar Lesbumi

Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi ) merupakan bagian penting dalam sejarah kebudayaan nasional. Didirikan pada masa penuh pergolakan ideologi, Lesbumi hadir sebagai wadah ekspresi seniman-seniman Muslim Indonesia yang menjembatani tradisi, spiritualitas, dan politik kebudayaan.

Tiga sosok pendiri yang akan disorot dalam diskusi kali ini antara lain alm. Asrul Sani, alm. Usman Ismail, dan alm. Djamaludin Malik, tokoh-tokoh besar yang kiprahnya melampaui batas dunia seni menuju panggung sejarah nasional.

Dialog Lintas Generasi

Acara ini akan menampilkan beragam format dari ziarah budaya, pemutaran film dokumenter, hingga pembacaan puisi, musik, dan tari. Tujuannya bukan sekadar mengenang, tetapi juga menghidupkan kembali semangat kebudayaan yang transformatif dan kontekstual.

Sejumlah narasumber dan seniman akan hadir, di antaranya Jose Rizal Manua (seniman teater dan penyair),KH. Dr. Otong Surasman, M.Â,KH. M. Jadul Maula,H. Ahmad Yusuf,Akhlis Suryapati dan Iwenk (Musisi) serta nama-nama kreatif lainnya seperti Jack dan Rifka A.

Kehadiran tokoh-tokoh ini memperlihatkan pentingnya dialog lintas generasi dalam merawat ingatan kultural dan spiritual bangsa.

Ruang Spiritual dan Kebudayaan

“Ngaji Budaya ini bukan hanya forum akademis, tapi juga spiritual,” ujar KH. M. Jadul Maula, yang dikenal sebagai Ketua Lesbumi PBNU dan budayawan. Ia menekankan bahwa warisan Lesbumi perlu dibaca bukan hanya dengan akal, tapi juga dengan hati.

Sementara itu, Budayantara TV sebagai media partner akan menyiarkan rangkaian acara untuk menjangkau publik yang lebih luas, memperluas medan diskusi kebudayaan Islam yang progresif dan inklusif.

Kebudayaan sebagai Ijtihad

Di tengah menguatnya polarisasi sosial, acara ini menjadi pengingat bahwa kebudayaan adalah ijtihad—usaha terus-menerus untuk memahami zaman dan memberi makna bagi kehidupan.

“Lesbumi tidak hanya bagian dari sejarah NU, tapi juga sejarah bangsa. Kita perlu membacanya kembali,” ujar Gus Lawe Selaku ketua panitia acara.

Dengan semangat ziarah dan keterbukaan wacana, acara Ngaji Budaya: Membaca Pendiri Lesbumi diharapkan dapat menghidupkan kembali semangat kebudayaan yang memerdekakan bukan hanya tubuh, tetapi juga jiwa dan pikiran bangsa.(Djo)

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *