Jakarta, – Budayantara.tv Suasana Kota Tua Jakarta Barat hari ini terasa berbeda. Aroma dupa dan alunan musik tradisional mengiringi langkah para abdi dalem, pemangku adat, dan penari yang mengenakan busana adat Betawi, Sunda, hingga Jawa. Dalam rangka memperingati Haul Akbar Jayakarta 2025, ratusan orang memadati kawasan bersejarah itu untuk menyaksikan perpaduan yang unik antara tradisi, sejarah, dan spiritualitas dalam satu perhelatan budaya akbar.Kamis (4/9/2025).
Acara dimulai dengan pembacaan Tawassul dan ayat suci Al-Qur’an, menandai pembukaan secara spiritual yang sarat makna. Suasana menjadi semakin khidmat ketika Kirab Pusaka digelar. Pusaka Jayakarta diiring menuju lokasi utama oleh pasukan palang pintu dari Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB) serta para penari tradisional.
Adegan palang pintu tradisi khas Betawi dalam menyambut tamu agung menjadi daya tarik tersendiri. Dengan gerakan silat dan pantun berbalas, suasana penuh kehangatan dan penghormatan kultural tercipta, membangkitkan memori tentang betapa kayanya warisan budaya bangsa.

Momen yang paling ditunggu tiba saat penyerahan Pusaka Jayakarta oleh ahli waris keluarga Jayakarta kepada RB. Abi Munawir Al Madani Mertakusuma, yang dikukuhkan sebagai Pangeran Ratu Jayakarta IX. Acara ini dilanjutkan dengan pembacaan Sabdo Raja, yang dipandu oleh beliau dan diikuti seluruh peserta dengan semangat kebangsaan. Dalam pembacaan tersebut, ditegaskan makna Jayakarta sebagai simbol Nusantara.
“Jayakarta bukan hanya nama kota, tapi adalah semangat kejayaan, persatuan, dan jati diri bangsa,” ujar Ratu Bagus Abi Munawir dalam sambutannya, yang disambut tepuk tangan meriah.
Acara ini turut diwarnai dengan sarasehan sejarah Jayakarta, menghadirkan para pakar seperti Prof. Jajat Burhanudin, M.A, Ph.D., dan Dr. Bondan Kanumoyoso, M.Hum., yang mengupas kedalaman sejarah dan transformasi identitas Jayakarta dari masa ke masa.

Sambutan panitia disampaikan oleh Yudi Saputra / RB. H. Abi Khollaq, menekankan pentingnya menjaga kesinambungan budaya di tengah modernisasi. Selanjutnya, Pangeran Ratu Jayakarta bersama Pangeran Haryo Ian Taufik Tondonagoro menyampaikan visi dan program kerja LPAJ (Lembaga Pemangku Adat Jayakarta) untuk masa depan.
Salah satu sorotan intelektual acara adalah pemutaran video dokumenter naskah kuno “Kitab Manuskrip Al Fatawi Jayakarta”, disertai perkenalan keluarga pewaris penulis naskah tersebut, yang selama ini menjadi bagian tersembunyi dari sejarah literasi Nusantara.
Puncak kehormatan acara ditutup dengan sambutan perwakilan tamu kerajaan internasional, seperti Tony Taylor, Sher Ashad Rahman, dan Prof. Dr. Naim Damirel, yang juga menerima gelar budaya Jayakarta Internasional sebagai bentuk pengakuan dan persahabatan budaya antarbangsa.

Tradisi, Persatuan, dan Diplomasi Budaya
Rangkaian acara Haul Akbar Jayakarta 2025 tak hanya menjadi perayaan budaya, tapi juga manifestasi dari upaya serius menjaga identitas sejarah, mempererat hubungan lintas budaya, dan menegaskan Jayakarta sebagai pusat peradaban yang terbuka terhadap dunia.
Kota Tua hari ini menjadi saksi bagaimana pusaka tak hanya disimpan dalam museum, tapi dihidupkan dalam ingatan kolektif, gerak tubuh, lisan, dan semangat masyarakat. **