Home / News / Gerakan Perempuan Dayak Jadi Pilar Kemandirian: Rakernas III dan HUT LPDN II Digelar di Jakarta

Gerakan Perempuan Dayak Jadi Pilar Kemandirian: Rakernas III dan HUT LPDN II Digelar di Jakarta

Jakarta, – Budayantara.tv Dalam semangat memperkuat peran perempuan sebagai pilar keluarga dan masyarakat, Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) bersama Lembaga Perempuan Dayak Nasional (LPDN) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III sekaligus memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) LPDN ke-2 di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Jumat (3/10/2025).

Mengusung tema “Gerakan Perempuan Dayak sebagai Pilar Keluarga dan Masyarakat, dalam Perjuangan dan Kemajuan: Mengukir Jejak Mewujudkan Harapan Menuju Kemandirian,” acara ini menjadi momentum penting dalam mengangkat peran strategis perempuan Dayak dalam pembangunan bangsa, khususnya dalam konteks pelestarian budaya dan pemberdayaan masyarakat adat.

Tokoh Nasional Hadiri Acara

Menambah khidmat dan semarak kegiatan, hadir secara khusus Pangeran Ratu Jayakarta IX, RB. H. Abi Munawir Al Madani Mertakusuma, atau yang lebih dikenal dengan Pangeran Abi. Kehadirannya memberikan makna simbolik atas pentingnya kolaborasi lintas budaya dalam memperkuat identitas dan persatuan bangsa Indonesia.

Pangeran Abi menyampaikan apresiasi atas perjuangan perempuan Dayak dalam menjaga nilai-nilai adat serta kontribusi nyata mereka dalam kehidupan berbangsa. “Perempuan bukan hanya penerus generasi, tetapi juga penjaga nilai dan pelita perubahan,” ujarnya.

Sambutan Ketua Panitia: Perempuan Sebagai Kekuatan Adat dan Bangsa

Pendeta Neneng, selaku Ketua Panitia, dalam sambutannya menegaskan pentingnya peran aktif perempuan Dayak dalam menjaga nilai adat, serta berkontribusi dalam pembangunan sosial, ekonomi, dan spiritual masyarakat.

“Perempuan Dayak bukan sekadar simbol budaya, tetapi motor penggerak perubahan. Melalui Rakernas ini, kita teguhkan komitmen bersama untuk mewujudkan perempuan Dayak yang mandiri, berdaya, dan menjadi teladan,” ungkapnya dengan penuh semangat.

Mendorong Kemandirian dan Kolaborasi

Rakernas III ini menjadi ruang strategis untuk mengevaluasi program kerja, merumuskan langkah ke depan, serta memperkuat jaringan antar organisasi perempuan Dayak dari berbagai wilayah. Selain diskusi, kegiatan ini juga diwarnai dengan penampilan budaya, testimoni perjuangan perempuan adat, serta peluncuran program pemberdayaan berkelanjutan.

Dengan kehadiran tokoh adat, pemimpin daerah, dan aktivis perempuan dari seluruh Indonesia, Rakernas dan HUT LPDN II ini menjadi bukti nyata bahwa gerakan perempuan Dayak semakin diperhitungkan dalam percaturan nasional.

Acara ini bukan hanya perayaan, tetapi juga deklarasi bahwa perempuan Dayak siap menjadi kekuatan transformatif menjaga warisan leluhur, sekaligus menjawab tantangan masa depan dengan semangat kolaborasi dan kemandirian.**

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *