Ponorogo, Jawa timur – budayantara.tv. Setelah mengungkap berbagai misteri dan keunikan Situs Rambut Dalem dalam episode-episode sebelumnya, tim Budayantara TV kini tertantang untuk memvalidasi salah satu elemen budaya yang paling menarik perhatian: Tari Tayub Simpuh. Berbeda dari tari Tayub yang dikenal luas di masyarakat Baosan Kidul Kec. Ngrayun Kab. Ponorogo, Tari Tayub Simpuh di Situs Rambut Dalem memiliki ciri khas yang unik, yaitu penarinya (sering disebut tledhek) tidak berdiri, melainkan duduk bersimpuh dengan gerakan tangan yang khas. Cerita tutur di masyarakat Baosan Kidul meyakini bahwa tarian ini telah ada jauh sebelum kedatangan Pangeran Diponegoro dan menjadi bagian tak terpisahkan dari ritual dan upacara adat tertentu.
Namun, benarkah cerita tutur ini? Apakah Tari Tayub Simpuh benar-benar memiliki akar sejarah yang dalam di Situs Rambut Dalem? Untuk menjawab pertanyaan ini, tim Budayantara TV melakukan serangkaian penelusuran dan evaluasi yang mendalam.

Menelusuri Jejak Sejarah Tayub: Dari Kerajaan hingga Era Modern
Sebagai langkah awal, tim Budayantara TV melakukan penelusuran daring (googling) untuk memahami sejarah Tari Tayub secara umum. Hasil penelusuran menunjukkan bahwa Tari Tayub memiliki sejarah yang panjang dan kaya, yang dapat ditelusuri hingga zaman Kerajaan Singasari dan Majapahit. Bahkan, ada yang menyebutkan bahwa tarian ini telah ada sejak zaman Ramayana dan Mahabarata.
Secara tradisional, Tari Tayub digunakan sebagai hiburan untuk para prajurit yang kembali dari medan perang. Namun, seiring waktu, fungsi dan bentuk tarian ini mengalami berbagai perkembangan. Pada masa Kesultanan Raden Fatah, Sunan Kalijaga menata Tayub agar lebih tertib dan menghilangkan citra negatif seperti miras dan adegan vulgar. Pada zaman kolonial dan orde baru, fungsi Tayub terus berubah, tetapi tetap dipertahankan sebagai bagian dari budaya masyarakat Jawa. Bahkan, hingga saat ini, beberapa seniman modern berusaha menghilangkan citra negatif Tayub dengan memperbarui kostum dan menghilangkan unsur-unsur negatif lainnya.
Mengaitkan Cerita Tutur dengan Fakta Sejarah: Mungkinkah Tayub Simpuh Lebih Kuno?
Setelah memahami sejarah Tari Tayub secara umum, tim Budayantara TV mencoba mengaitkan cerita tutur tentang Tari Tayub Simpuh di Situs Rambut Dalem dengan fakta-fakta sejarah yang ada. Pertanyaan kunci yang ingin dijawab adalah: mungkinkah Tari Tayub Simpuh benar-benar telah ada jauh sebelum kedatangan Pangeran Diponegoro, seperti yang diyakini oleh masyarakat Baosan Kidul?

Meskipun sulit untuk membuktikan secara pasti kapan Tari Tayub Simpuh pertama kali muncul, tim Budayantara TV menemukan beberapa petunjuk yang menarik:
1. Keterkaitan dengan Ritual Kuno: Cerita tutur menyebutkan bahwa Tari Tayub Simpuh selalu dilakukan sebagai bagian dari ritual dan upacara adat tertentu di Situs Rambut Dalem. Hal ini menunjukkan bahwa tarian ini memiliki akar yang dalam dalam sistem kepercayaan dan praktik spiritual masyarakat setempat.
2. Ciri Khas yang Unik: Gerakan duduk bersimpuh pada Tari Tayub Simpuh membedakannya dari tari Tayub pada umumnya. Ciri khas ini mungkin merupakan indikasi bahwa Tari Tayub Simpuh memiliki bentuk yang lebih kuno dan terkait dengan praktik-praktik spiritual yang lebih mendalam.
3. Pudarnya Tradisi: Seiring dengan meninggalnya juru kunci terakhir Situs Rambut Dalem, tradisi Tari Tayub Simpuh juga semakin pudar. Hal ini menunjukkan bahwa tarian ini sangat terkait dengan konteks lokal dan pengetahuan tradisional yang diwariskan secara turun-temurun.
4. Tembang Wajib: Menurut Bapak Ginen (68 tahun), salah satu seniman penabuh gamelan yang pernah mengiringi ritual di Rambut Dalem dan masih hidup hingga kini, ada tiga tembang wajib yang selalu mengiringi Tari Tayub Simpuh dalam ritual di Situs Rambut Dalem, yaitu:
- Tembang Iling-Iling
- Tembang Pangkur
- Tembang Lung Gadung
Kesimpulan Sementara: Membuka Ruang untuk Penelitian Lebih Lanjut
Berdasarkan penelusuran dan evaluasi yang telah dilakukan, tim Budayantara TV menyimpulkan bahwa cerita tutur tentang keberadaan Tari Tayub Simpuh di Situs Rambut Dalem memiliki dasar yang kuat dan dapat diterima. Meskipun sulit untuk membuktikan secara pasti kapan tarian ini pertama kali muncul, ada indikasi yang menunjukkan bahwa Tari Tayub Simpuh mungkin memiliki akar sejarah yang lebih dalam dan terkait dengan praktik-praktik spiritual kuno di wilayah tersebut.
Namun, tim Budayantara TV juga menyadari bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengungkap misteri Tari Tayub Simpuh secara lebih mendalam. Wawancara dengan para sesepuh yang masih memiliki pengetahuan tentang tradisi ini, studi perbandingan dengan tari-tarian tradisional lainnya, analisis lirik tembang-tembang wajib, serta analisis artefak dan dokumen kuno dapat memberikan petunjuk yang lebih jelas tentang asal-usul dan makna Tari Tayub Simpuh.
Dengan demikian, Episode 7 ini bukan sekadar validasi cerita tutur, melainkan juga sebuah undangan terbuka untuk menyelami labirin misteri Tari Tayub Simpuh. Petunjuk demi petunjuk telah terkumpul, namun kebenaran sejati masih menanti untuk disingkap di episode-episode mendatang.