Sukabumi, — Budayantara.tv Kampung Cirangkong Hilir di Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, mendadak semarak dan penuh warna budaya. Festival Budaya Anak Pesisir Series III kembali digelar di Saung Alam Buruan Ajar Indonesia, menghadirkan nuansa khas pesisir selatan Jawa Barat yang kental dengan warisan tradisional dan semangat generasi muda.
Festival ini menjadi istimewa dengan kehadiran Wakil Menteri Kebudayaan RI, Giring Ganesha Djumaryo, yang memberikan dukungan penuh terhadap inisiatif lokal dalam merawat budaya bangsa melalui ekspresi anak-anak pesisir.
“Saya harap Saung Alam bisa makin berkembang dan berdampak besar terhadap kemajuan kebudayaan di Sukabumi,” ujar Giring dalam sambutannya.
Mantan vokalis band Nidji itu menegaskan bahwa budaya harus menjadi wajah bangsa, sejalan dengan visi besar Presiden Prabowo. Ia memuji langkah konkret yang dilakukan oleh Saung Alam, terutama dalam menghidupkan kembali permainan tradisional dan seni pertunjukan yang hampir terlupakan.
Sebagai bentuk dukungan nyata, Kementerian Kebudayaan berjanji akan menyediakan berbagai fasilitas, mulai dari gamelan, wayang, kostum tari, hingga sound system. Bahkan, melalui program Dana Abadi Kebudayaan, pemerintah membuka peluang bagi sanggar-sanggar lokal untuk unjuk gigi di panggung internasional.
“Kalau suatu saat diundang tampil ke Amerika atau Jepang, kita siap fasilitasi,” ujar Giring antusias.
Tak hanya itu, ia juga menyampaikan komitmen untuk membimbing tim Saung Alam dalam pengajuan Dana Indonesia, sehingga keberlanjutan festival dan pembinaan seni budaya bisa lebih terstruktur dan berjangka panjang.
Acara yang berlangsung meriah ini menampilkan berbagai seni budaya, mulai dari pencak silat, tarian Kamonesan Budaya Pesisir Pakidulan Jabang Tutuka, hingga permainan tradisional anak-anak yang mampu memikat perhatian pengunjung dari berbagai kalangan.
Turut hadir dalam acara tersebut, Wakil Bupati Sukabumi, Andreas, yang juga memberikan apresiasi tinggi terhadap penyelenggaraan festival.
“Festival dan Gelar Budaya Anak Pesisir Series III menjadi ruang ekspresi, pelestarian, dan regenerasi budaya lokal yang tumbuh dari masyarakat dan untuk masyarakat,” kata Andreas.
Ia menekankan pentingnya menjaga warisan budaya pesisir di tengah arus globalisasi dan digitalisasi. Menurutnya, generasi muda harus bangga terhadap identitasnya dan memanfaatkan teknologi untuk memperkenalkan, bukan meninggalkan budaya daerah.
“Berbanggalah dengan identitasmu. Gunakan teknologi untuk memperkenalkan warisan daerahmu,” pesannya kepada para peserta.
Festival ini juga dimeriahkan oleh stand UMKM lokal yang memamerkan produk-produk khas pesisir serta sesi talkshow interaktif antara pejabat dan masyarakat yang membahas strategi pelestarian budaya secara berkelanjutan.
Dengan semangat gotong royong dan kecintaan terhadap budaya, Festival Budaya Anak Pesisir Series III sukses menjadi bukti nyata bahwa pelestarian budaya bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga gerakan kolektif dari akar rumput masyarakat. Semangat yang ditanamkan Saung Alam kini menjadi benih harapan bagi masa depan budaya Indonesia.***